Semangat Gotong Royong Sukseskan Misi Pendidikan di Masa Pandemi COVID-19

Rabu, 25 November 2020

Gambar ; Ilustrasi

TEMBILAHAN, MARWAHRAKYAT.COM -- Dunia pendidikan mendapat tantangan hebat di masa pandemi covid-19. Banyaknya kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh atau dikenal dengan istilah dalam jaringan (daring) merupakan kenyataan pahit yang harus dirasakan dunia pendidikan saat ini. Terbatasnya akses internet, masih ada siswa yang tidak memiliki android, sulitnya beradaptasi dengan teknologi bagi sebagian guru, pembelajaran yang terkesan monoton serta sukar dalam memahami materi pembelajaran adalah beberapa dari sekian pokok permasalahan yang dialami selama proses pembelajaran secara daring dilaksanakan.

Terlepas masih adanya kendala yang dialami saat pembelajaran secara daring, tentunya misi untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas serta berdaya saing tinggi sebagai kebutuhan dalam menghadapi era revolusi Industri 4.0 harus terus dilaksanakan. Berdasarkan data BPS tahun 2019, Angka Melek Huruf (AMH) di Indonesia hanya mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen dari tahun 2018 yaitu 95,90 persen, yang berarti masih belum maksimalnya capaian proses pendidikan dari target Renstra Kemendikbud yang besarannya mencapai 96,1 persen pada tahun 2019 serta target dari RPJMN yang besarannya pada tahun 2019 minimal mencapai 97,5 persen. Tentunya ini menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang untuk tetap sigap dalam menghadapi perubahan.

Nothing endurse but change demikian yang disampaikan oleh seorang filsuf Yunani kuno Heraclius, yang bermakna tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Inilah saatnya kita harus bergotong-royong sekaligus optimis dalam menghadapi perubahan pada dunia pendidikan. Meskipun sebenarnya proses pembelajaran dengan sistem e-learning ini sudah lazim dilaksanakan di beberapa perguruan tinggi misalnya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Terbuka (UT) dan beberapa kampus swasta lainnya, akan tetapi kuantitasnya yang tidak begitu dominan dibandingkan sistem pembelajaran secara konvensional pada kampus umumnya menyebabkan hal ini dianggap sebagai sesuatu yang tidak biasa apalagi saat diterapkan pada tingkatan sekolah/madrasah.

Proses penyampaian ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), pembinaan kemampuan vokasi serta penguatan nilai-nilai karakter kepada peserta didik adalah hal yang harus konsisten terus dilaksanakan. Karena hal ini merupakan investasi dalam jangka panjang agar apa yang menjadi cita-cita bangsa dapat terwujud. Tidak mudah untuk menjalankan misi ini dimasa pandemi, akan tetapi juga bukan suatu hal yang mustahil untuk dapat sukses dilaksanakan. Selain pemerintah, peran penting guru, orang tua dan seluruh elemen bangsa sangat dibutuhkan. Bahkan koordinasi dan kolaborasi menjadi suatu keharusan, minimal dilaksanakan melalui digital engagement atau keterikatan secara digital.

Berkaca dari pengalaman ke belekang terhadap pelaksanaan pembelajaran pada tingkatan sekolah/madrasah yang telah dilakukan selama masa pandemi, ada beberapa hal yang semestinya dapat kita laksanakan secara bersama-sama sebagai wujud optimisme sekaligus pembuktian atas tanggungjawab konstitusional dan moral dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pertama, peran pemerintah dalam hal ini kementerian terkait selaku pembuat kebijakan sangat menentukan terhadap jalannya proses pembelajaran di masa pandemi. Terkait beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan misalnya penyediaan anggaran pengadaan paket internet atau kuota bagi guru dan siswa adalah suatu hal yang perlu untuk diapreseasi. Karena untuk saat ini merupakan kebutuhan mendesak yang sangat berpengaruh secara langsung terhadap jalannya proses pembelajaran secara daring. Tidak bisa dihindari kebutuhan akan penggunaan paket internet ini menjadi kendala yang hampir dirasakan oleh banyak peserta didik, terutama mereka yang latar belakang dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. Tingginya penggunaan paket internet tersebut tentunya berimplikasi terhadap beban biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh orang tua/wali. Persoalan penting ini tentunya sangat perlu disikapi, dengan memantapkan koordinasi antara semua pihak yang memiliki tanggungjawab atas permasalahan yang dihadapi. Sejalan dengan hal tersebut, semua pihak perlu memberi dukungan kepada pemerintah untuk mendorong percepatan pengadaan akses internet di seluruh sekolah/madrasah baik diperkotaan maupun perdesaan. Jika persoalan ini benar-benar mendapat dukungan penuh maka pembelajaran jarak jauh bukanlah lagi menjadi kendala yang berarti, bahkan sangat berpotensi membawa arah pendidikan semakin maju sekaligus menyesuaikan terhadap tuntutan era digitalisasi pada saat sekarang ini.

Kedua, peran guru sebagai garda terdepan dalam mensukseskan misi pendidikan tentunya menjadi sesuatu yang vital. Selain harus mampu mensiasati kendala selama proses pembelajaran di lapangan, guru dituntut untuk mampu beradaptasi dengan teknologi, yang faktanya masih banyak para guru harus belajar keras untuk bersahabat dengan teknologi terutama guru-guru yang tergolong sudah lama melaksanakan pengabdian atau berada di daerah-daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).

Sejalan dengan konsep merdeka belajar dan merdeka mengajar yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, apreseasi yang setinggi-tingginya tetap kita sampaikan karena masih banyak guru yang memiliki semangat tinggi dan tulus melaksanakan pembelajaran dengan secara luar jaringan (luring) misalnya dengan mengunjungi siswa-siswi di rumah masing-masing. Artinya, siapapun dan dimanapun yang sudah ikhlas mendedikasikan diri untuk menjadi seorang guru, maka semangat dan optimisme dalam menciptakan generasi yang berkualitas tidak boleh pudar, sekalipun COVID-19 menyebabkan adanya tantangan tersendiri bagi guru dalam mensukseskan misi pendidikan.

Para guru tentunya juga diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kualitas diri dalam melaksanakan pembelajaran selama COVID-19 ini, misalnya dengan aktif mengikuti seminar online atau Webinar yang dilaksanakan melalui channel Youtube, Zoom, Google Meet, dan lainnya yang banyak diinisiasi oleh lembaga/institusi pendidikan, maupun kelompok-kelompok pemerhati pendidikan. Melalui partisipasi ini dipandang penting sebagai wahana untuk terus belajar dalam mensiasati bagaimana proses pembelajaran daring dapat berlangsung secara efektif.

Ketiga, keberadaan orang tua/wali dalam mendampingi anak saat pembelajaran di rumah sangat penting. Selain mengawasi tingkat partisipasi anak dalam menerima haknya untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas juga diharapkan kiranya untuk ikut serta dalam mendukung terbentuknya karakter positif pada anak dengan metode keteladanan dan pembiasaan selama di rumah. Ini tentunya sangat efektif dalam mendukung pembentukan nilai sikap (apektif) dan keterampilan (psikomotorik) pada anak. Orang tua tidak harus sepenuhnya menggantikan posisi sebagai guru, tetapi secara tidak langsung orang tua/wali ditunutut untuk senantiasa mau mendukung sebagaimana mestinya.

Terlepas banyaknya keluhan dan kendala orang tua/wali di lapangan saat mendampingi anak belajar di rumah, pilihan ini harus tetap dilaksanakan. Lakukan komunikasi secara intensif dengan guru, agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan benar-benar menghasilkan out put sesuai yang diharapkan. Selanjutnya dukung pembentukan nilai-nilai karakter pada anak selama di rumah dengan cara melakukan pembiasaan dan keteladanan akan hal-hal positif pada anak.

Keempat, peran masyarakat dan seluruh komponen bangsa juga sangat menentukan akan suksesnya pembelajaran secara daring pada masa pandemi. Ini merupakan semangat gotong royong yang sudah seharusnya menjadi bagian dari jiwa bangsa Indonesia. Semangat persaudaran yang didasarkan pada Bhinneka Tunggal Ika, sudah saatnya semakin diperkuat. Berbuat semaksimal mungkin untuk mendukung agar generasi bangsa dapat menerima haknya dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas. Sampaikan gagasan dan ide-ide cemerlang sebagai bentuk dukungan moril yang nantinya akan menjadi semangat untuk tetap optimisme di tengah pandemi. Jika memungkinkan berpartisipasi secara langsung dengan memberikan ruang kepada peserta didik untuk dapat mengakses ilmu pengetahuan sebagai tindak lanjut sekaligus sebagai penguatan tambahan atas pengalaman belajar yang telah didapat selama pembelajaran secara daring.

Semoga pandemi segera berakhir, dan melalui semangat gotong royong benar-benar mampu menjawab persoalan yang pada akhirnya akan menjadikan kualitas pendidikan semakin membaik sesuai yang diharapkan. 

Oleh - M.Yusuf S.Pd, Editor; Hendro   

 

 

Refrensi:

Silviliyana, Mega. Ika Maylasari. Rida Agustina, dkk. 2019. Potret Pendidikan Indonesia Statistik Pendidikan 2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik            

Sutarsih, Tri. Atika Nashirah Hasyyati. 2018. Penggunaan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (P2TIK) Sektor Pendidikan 2018. Jakarta: BPS RI