Minyak Kelapa Sebagai Senjata Pembunuh Bakteri dan Virus

Ahad, 19 Juli 2020

Minyak Kelapa / Internet

 

Oleh : Abdul Khoir S.Pd

Marwahrakyat.com -- Zaman now, orang yang sekarat karena menderita penyakit yang diprediksi oleh ilmu pengetahuan 60 tahun yang lalu yang sudah dikatakan hilang dipermukaan bumi, kini muncul kembali. Penyakit menular seperti TBC, pneumonia dan penyakit yang menular melalui seksual, kemarin sudah dianggap telah ditaklukkan dengan pemakaian antibiotik, sekarang telah kembali lagi yang lebih menakutkan, sekarang penyakit menular menjadi pembunuh terkemuka ketiga untuk orang Amerika, setelah kanker dan sakit jantung dan hal ini telah menjadi ancaman global. Penduduk dunia tidak akan pernah kebal terhadap infeksi, karena bakteri infeksi akan muncul kembali yang lebih resistan. Demikian menurut tulisan Dr. Joshua Lederberg, pemenang hadiah nobel untuk riset dalam susunan ginetik mikroba, pada sebuah editorial dalam Journal of the American Medical Association.

Para ahli mengatakan pemakaian antibiotik akan mendorong perkembangbiakan bakteri yang tahan terhadap antibiotik. pada tahun 1946 hanya 5 tahun setelah pinisilin digunakan secara luas, dokter menemukan bakteri stephyloccocus  yang tidak peka terhadap pinisilin, Pharmacologis mengembangkan antibiotik baru, namun muncul kembali bakteri baru yang tahan terhadap antibiotik tersebut dan begitu seterusnya sehingga secara perlahan bencana seperti TBC, bakteri pneumonia, septimecia, sipilis, gonorrhea dan bakteri infeksi lainnya telah dapat ditaklukkan sementara. Masih ada orang yang meninggal karena penyakit ini, namun tidak begitu banyak. Beberapa tahun terakhir ini bakteri yang menyebabkan penyakit telah muncul kembali dengan akibat yang lebih kuat. Oleh karena itu kita sekarang berada dalam era baru untuk memerangi bakteri dan era itu disebut sebagai era “bakteri super”

Antibiotik masih berfungsi untuk memerangi kebanyakan infeksi bakteri, namun virus merupakan persoalan lain. Mereka semua dalam satu pengertian, merupakan superbakteri karena dalam hal ini tidak ada obat yang dapat membunuh secara efektif. Atibiotik hanyalah bermanfaat melawan bakteri, bukan virus. Sampai saat ini tidak ada obat yang telah dikembangkan sehingga bisa membunuh virus secara efektif dan menyembuhkan penyakit yang ditimbulkan. Obat antivirus mungkin mengurangi keparahan infeksi namun tidak menghilangkan sama sekali. Ketika seseorang mendapatkan infeksi virus seperti demam, flu, herpes atau mononukleus, hanya sedikit hal yang bisa dilakukan oleh dokter. Satu-satunya pilihan dokter adalah membantu agar sedikit lebih baik dengan mengurangi keparahan gejalanya pada saat tubuh memerangi infeksi.

Senjata paling efektif untuk memerangi virus adalah vaksin, namun vaksin digubakan untuk mencegah penyakit bukan untuk menyembuhkannya. Vaksin menggunakan virus mati atau virus diperlemah dimasukkan kedalam tubuh. Tubuh mengenali vaksin sebagai infeksi virus dan memberikan serangan sengit dengan memproduksi senyawa “antivirus”nya sendiri yang dinamakan antibodi. Namun vaksin ini mempunyai potensi untuk mengakibatkan infeksi dan penyakit lainnya, sehingga sesorang tidak benar-benar aman. Virus terus bermutasi dengan keturunan baru muncul sehingga kebanyakan vaksin tidak lagi tersedia. Satu-satunya perlindungan yang sbenarnya terhadap infeksi virus adalah pertahanan alami tubuh sendiri. 

Pada zaman superbakteri pengobatan tidak bisa dipercayai lagi untuk melindungi terhadap semua infeksi organisme, dibutuhkan sesuatu yang lebih untuk menigkatkan sistem kekebalan dan membantu memerangi penyerangan bakteri dan virus yang berkembang saat ini.

Pengaruh anti mikrobial minyak kelapa berasal dari komposisi MCFA. Uniknya, semua asam lemak ini ketika dirubah menjadi asam lemak bebas ata monogliserid memperlihatkan sifat anti mikrobial. Para peneliti baru baru ini menghasilkan formulasi yang didapatkan dari MCFA dalam minyak kelapa untuk menghasilkan suplemen dieter antimikrobial terkonsentrasi dan pharmaceutical.

Minyak kelapa tersusun dari 48% asam laurat (asam lemak jenuh 12 rantai C), 7% asam kaprat (lemak jenuh 10 rantai C), 8% asam kaprilat (lemak jenuh 8 rantai C), dan 0,05% asam kaproat (asam lemak jenuh 6 rantai C). Asam lemak rantai sedang ini memberikan sifat antimikrobial mengejutkan untuk minyak kelapa dan biasanya bebas dari minyak sayur dan hewan lainnya kecuali mentega.

Air susu ibu (ASI) dan susu binatang mamalia lainnya semuanya mengandung sejumlah MCFA. Oleh karena itu mentega yang dibuat dari lemak susu juga mengandung MCFA. Susu yang mengandung asam lemak rantai sedang melindungi bayi yang baru lahir dari bakteri berbahaya, usia yang sangat rentan dalam kehidupan sebab sistem kekebalanya masih berkembang. Seorang ibu yang mengkonsumsi minyak kelapa akan mempunyai lebih banyak MCFA dalam susunya untuk membantu melindungi dan memberi gizi bayinya. 

Bagian 1, Selesai