Marlis Syarif : Keteladanan dari Kades Sungai Raya Produksi Masker Sendiri

Rabu, 08 April 2020

INHIL, Marwahrakyat.com - Demi mendukung pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19, khususnya di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Kepala Desa Sungai Raya, Kartini menjalan ide kreatif dengan produksi masker berbahan kain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebuah bentuk perlawanan pada pandemi Covid-19 yang sedang merebak.

Sekretaris Kesbangpol Inhil Marlis Syarif, memberikan opininya saat diwawancarai Marwahrakyat.com di Kantor Kesbangpol Inhil. Marlis apresiatif dan berharap agar langkah yang dilakukan oleh Kades Sungai Raya tersebut dapat diteladani oleh Kades-kades yang lain di Inhil.

"Kartini menunjukkan sikap kekartiniannya. Berbuat nyata di tengah-tengah masyarakat. Beliau menggerakkan ibu PKK di Desanya, untuk memproduksi masker dengan harga sangat terjangkau. Artinya, masyarakat akan sangat terbantu. Masyarakat akan memberi apresiasi." Tutur beliau kepada Marwahrakyat.com, Selasa (07/04/2020).

"Saya berharap, semoga apa yang dilakukan ibu Kepala Desa Sungai Raya ini dapat dicontoh oleh masyarakat luas yang peduli, yang mampu, untuk ikut memproduksinya sebagai upaya bersama-sama. Upaya dalam membantu persediaan masker dan sebagai langkah dalam menanggulangi penularan dan memutus rantai Covid-19, khususnya di Kabupaten Inhil " tutup Marlis Syarif.

Kepala Desa Sungai Raya Kartini juga menuturkan kepada awak media bahwa yang menjadi kendala di masyarakat sekarang adalah  sulitnya masyarakat mendapatkan masker di toko-toko dan apotik.

"Saat ini, pemerintah gencar mensosialisasikan pemakaian masker untuk pencegahan Covid-19, namun ketersediaan masker saat ini sangat minim. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk memproduksi sendiri," sebutnya. 

Kartini menjelaskan bahwa masker yang diproduksi merupakan hasil produksi dari ibu-ibu PKK di Desa Sungai Raya, Kecamatan Batang Tuaka.

Lebih lanjut, Kartini menyebut bahwa masker yang di produksi nantinya akan dipasarkan dengan harga yang cukup terjangkau yakni Rp. 3.000/lembar.

"Masker yang kita produksi akan kita pasarkan dengan harga terjangkau. Hasil penjualan tersebut setidaknya dapat membantu para pembuat masker tersebut sebagai uang lelah," jelasnya.

Kartini juga menyebutkan bahwa alat yang minim dan masih menggunakan mesin yang manual menjadi kendala dalam produksi masker tersebut.

"Alat yang kita gunakan masih manual, sehingga produksi kita maksimal sehari hanya 100 pcs. Tapi Alhamdulillah dengan alat yang seadanya ini bisa memproduksi masker yang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini," jelasnya diakhir perbincangan.