Tren Stunting di Kecamatan Enok 2022-2024: Mayoritas Desa Mengalami Penurunan Kasus

Ahad, 08 September 2024

INHIL – Sebagian besar desa di Kecamatan Enok mencatatkan tren penurunan kasus stunting dari tahun 2022 hingga 2024, mencerminkan hasil positif dari berbagai upaya pemerintah daerah dan masyarakat dalam menangani masalah gizi buruk pada anak.

Beberapa desa menunjukkan penurunan signifikan, meskipun ada satu desa yang sempat mengalami peningkatan sebelum kembali menunjukkan perbaikan. Desa Suhada dan Sungai Ambat berhasil mencatatkan penurunan jumlah kasus stunting secara konsisten selama periode tersebut.

Desa Sungai Rukam mengalami penurunan drastis dari 4 kasus stunting pada tahun 2022, menjadi hanya 1 kasus pada tahun 2023, dan angka ini bertahan hingga 2024. Desa Pusaran awalnya mencatat penurunan dari 2 kasus pada 2022 menjadi 1 kasus di 2023, namun angka ini kembali melonjak menjadi 5 kasus di tahun 2024.

Secara keseluruhan, tren di Kecamatan Enok menunjukkan adanya penurunan jumlah kasus stunting, meskipun terdapat fluktuasi di beberapa desa seperti Desa Pusaran. Fenomena ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap beberapa faktor determinan yang menjadi penyebab stunting, termasuk kondisi ekonomi, akses terhadap pangan bergizi, serta sanitasi dan kesehatan lingkungan.

Analisis Faktor Risiko Stunting Analisis mendalam telah dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang menyebabkan kasus stunting. Beberapa faktor penting yang ditemukan di antaranya:

1. Ketersediaan pangan bergizi di beberapa desa masih terbatas, memengaruhi asupan gizi anak-anak.

2. Sanitasi dan air bersih, yang masih menjadi masalah di beberapa daerah, turut berkontribusi terhadap tingginya angka stunting.

3. Pendidikan kesehatan masyarakat yang belum merata, terutama terkait dengan praktik pemberian makan yang tepat bagi balita.

Dengan hasil analisis ini, diharapkan ke depan akan ada intervensi lebih intensif untuk menangani penyebab stunting dan menjaga keberlanjutan tren penurunan kasus di Kecamatan Enok.