Bekal Menyambut Ramadhan

Senin, 22 Januari 2024

Ariyanto, S. Psi.I (Penyuluh Agama Islam KUA Sungai Apit Kab. Siak)

Marwahrakyat.com, Tembilahan - Diantara bulan yang sangat ditunggu-tunggu bagi seorang muslim adalah bulan ramadhan, Kenapa demikian? karena bulan ramadhan adalah bulan istimewa Syaidul syuhur penghulu segala bulan. Di dalamnya terdapat keberkahan dan keistimewaan yang tidak dimiliki bulan yang lainnya. Ramadhan disebut bulan Al-qur’an karena di dalamnya diturunkan Al-qur’an, dengan diturunkannya Al-qur’an ini maka ramdhan menjadi istimewa dan turun keistimewaan lainnya disebabkan Al-qur’an itu. Siang dan  malam Nya pun menjadi berkah. 

 

Waktu memang terasa cepat berlalu tidak terasa sudah mendekati ramadhan, bulan ramdhan 1445 H tidak lama lagi akan segera datang hanya menghitung hari. Kita berharap dengan datangnya bulan mulia ini kita diberikan kesehatan dan kesempatan supaya kita dapat melaksanakan amal ibadah berpuasa di bulan ramadhan dan menghidupkan amalan sunah lainnya.

 

Dalam menyambut bulan ramadhan yang penuh berkah ini sudah tentu kita tidak hanya menunggu waktu berlalu saja. Untuk mendapatkan kemulian ramadhan itu tentunya kita harus mempersiapkan diri dengan baik agar dengan hadirnya bulan ramadhan itu tidak menjadi sia-sia belaka. Akan tetapi hadirnya ramdhan itu benar-benar menjadikan diri kita menjadi hamba yang bertaqwa. Oleh Karena itu dalam membimbing kita menuju ramadhan ini ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan. Diantara bekal yang harus kita persiapkan dalam menyambut bulan ramadhan itu pertama adalah ilmu yang dua adalah memperbanyak bertaubat dan ketiga adalah menjaga silaturahmi. 

 

Pertama, bekal ilmu. Berbekal ilmu merupakan kunci keberhasilan amal seorang hamba, harus diakui bahwa ilmu adalah kunci segalanya, apakah lagi untuk beramal ibadah tentu harus dibekali ilmu pengetahuan, supaya amal ibadah kita itu memiliki nilai kuantitas dan kualitasnya. Terkait dengan puasa tentunya kita harus memahami betul bagaimana kaifiat puasa itu sendiri minimal kita bisa mengetahui apa saja rukun, syarat sah puasa dan hal-hal apa saja yang bisa merusak pahala puasa dan yang bisa membatalkan puasa. Ilmu memahami puasa itu sendiri bisa kembali kita pelajari melalui tulisan para ulama kita tentang fiqih puasa. Disinilah peran ilmu jika kita ingin beramal maka kita harus memantaskan diri dengan ilmu. Umar bin abdul aziz berpesan :  ???? ?????? ????? ???????? ?????? ????? ??? ???????? ???????? ?????? ????????

“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Al Amru bil Ma’ruf, hal. 15).

 

Dari sini kita memahami bahwa jika tidak tahu akan hukum puasa, bisa jadi puasa kita rusak. Tidak tahu apa saja hal-hal yang disunnahkan saat puasa, kita bisa kehilangan pahala yang banyak. Tidak tahu jika maksiat bisa mengurangi pahala puasa, kita bisa jadi hanya dapat lapar dan dahaga saja saat puasa. Ibadah bisa diterima jika mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, alias ada dalilnya. 

 

Kedua, memperbanyak taubat. Sebagai seorang manusia sekaligus hamba tentu sangat banyak kesalahan dan kehilafan yang kita lakukan. Oleh karena itu sangat pantas kiranya kita selalu mengakui kealfaan kita kepada sang khalik. Dan hal ini sangat dianjurkan para ulam sebelum memasuki bulan ramadhan Kita dianjurkan untuk memperbanyak istigfar dan bertaubat dan itu semua harus sesuai dengan syariat islam.

 

Perintah memohon ampun kepada Allah swt meskipun tidak melakukan kesalahan juga tertuang dalam surah Ali Imran [3] ayat 133 yang berbunyi:

????????????? ????? ?????????? ????? ?????????? ????????? ????????? ??????????? ???????????? ????????? ???????????????? 

Artinya: “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran [3] ayat 133). Menurut Quraish Shihab, ayat ini merupakan anjuran meningkatkan upaya ketaatan sebagaimana seseorang sedang menghadapi perlombaan. Salah satunya adalah melalui memohon ampun kepada Allah swt dengan menyadari kesalahan-kesalahan dalam hidup atau kekurangan-kekurangan dalam ibadah. Selain itu, ayat ini juga menyatakan bahwa Allah telah menyiapkan surga nan luas bagi al-muttaqin.

 

Semoga di bulan Ramadhan kita bisa menjadi lebih baik. Kejelekan dahulu hendaklah kita tinggalkan dan ganti dengan kebaikan di bulan Ramadhan. Ingatlah bahwa syarat taubat yang dijelaskan oleh para ulama sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir rahimahullah, “Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang. Lalu jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya/ mengembalikannya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14:61). Inilah yang disebut dengan taubat nashuha, taubat yang tulus dan murni. Moga Allah menerima taubat-taubat kita sebelum memasuki waktu barokah di bulan Ramadhan sehingga kita pun akan mudah melaksanakan kebaikan.

 

Ketiga, menjaga silaturahmi. Salah satu amalan terbaik sebelum menjalani bulan ramadhan kita sangat dianjurkan untuk tetap selalu menjaga silaturahmi dengan baik sesame manusia, apa lagi sesame tetangga kita, saudara seiman dan keluarga kita. Islam sangat membenci pertikaian anatara sesame oleh karena itu kita dianjurkan untuk saling bertegur sapa menjaga silaturahmi agar tetap utuh. Sampai sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam”.

 

Dari hadis diatas jelas bahwa agar silaturahmi kita terjalin dengan baik, jika kita tidak bisa berbahasa dengan baik maka hendaklah kita diam karena diam itu lebih selamat dan diam itu adalah bentuk dari seorang muslim yang menjaga lisannya jangan sampai ia berkata yang tidak baik lalu menyakitkan hati saudaranya. Pada dasarnya dengan puasa kita diajarkan untuk menjaga lisan kita agar tidak merusak pahala puasa kita di sisi Allah Swt. 

 

Lalu, Apa makna silaturahmi di bulan Ramadan? Sebenarnya silaturahmi memiliki makna spesifik. Dalam nash Alquran dan Hadits begitu banyak yang mengulas topik tentang ini. Salah satu hadits Nabi Muhammad saw. yang populer d iantaranya adalah: “Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan puasa?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan.” (HR. Bukhari-Muslim).

 

Dari penjelasan hadis diatas bahwa ada banyak hal yang kita dapatkan dari terjalinnya silaturahmi itu, yang pada akhirnya menjadikan kekuatan ukhuwah islamiyah menjadi kuat untuk menyongsong hari depan dan akhir zaman yang penuh dengan fitnah bagi kaum muslimin. Pada akhirnya kita berdoa, semoga dengan datangnya bulan ramadhan yang mulia ini kita kembali dapat melaksanakan ibadah dan meraih kesempatan yang berkah dengan segala kebaikkan dan kemuliaan dibulan ramadhan. Aamiin.