Wacana Penghapusan Pertalite: Dampak dan Pertimbangan

Kamis, 07 September 2023

Oleh : Martha Yuli (Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPD PKS Inhil, Caleg DPRD PROVINSI RIAU DAPIL INDRAGIRI HILIR Nomor Urut 3 dari PKS)

Pertamina, perusahaan minyak dan gas BUMN terbesar di Indonesia, telah menjadi topik pembicaraan dalam beberapa hari terakhir terkait rencananya untuk menghapus Pertalite, salah satu jenis bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan oleh kendaraan bermotor di Indonesia. 

Dalam RDP bersama BUMN Pertamina, Rabu (30/08/2023) di Senayan Jakarta, , Komisi VII DPR RI mendengarkan paparan mengenai beberapa progress kerja dan perencanaan yang ada dalam BUMN Pertamina.

Dalam Paparannya, Pertamina menyampaikan wacananya untuk menghadirkan bahan bakar minyak yang ramah dengan lingkungan diantaranya dengan menghadirkan Pertamax green 92 dan Pertamax green 95.

Pertamax Green adalah salah satu jenis bahan bakar minyak (BBM) yang diproduksi oleh Pertamina, perusahaan minyak dan gas BUMN terbesar di Indonesia. Pertamax Green terdiri dari dua varian, yaitu Pertamax Green 92 dan Pertamax Green 95. Berikut penjelasan singkat tentang keduanya:

1. Pertamax Green 92:

 Ini adalah varian Pertamax Green dengan indeks oktan 92. Oktan adalah ukuran kemampuan BBM untuk menghindari knocking atau ketukan yang terjadi dalam mesin. Pertamax Green 92 adalah alternatif yang lebih berkualitas dibandingkan dengan Premium (indeks oktan 88). BBM dengan oktan yang lebih tinggi cenderung memberikan performa mesin yang lebih baik dan mengurangi kemungkinan kerusakan mesin akibat knocking.

2. Pertamax Green 95:

Ini adalah varian Pertamax Green dengan indeks oktan 95. Pertamax Green 95 memiliki oktan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pertamax Green 92, sehingga dapat memberikan performa mesin yang lebih baik lagi. Penggunaan Pertamax Green 95 biasanya lebih disarankan untuk kendaraan dengan mesin yang membutuhkan BBM dengan oktan tinggi, seperti beberapa mobil berperforma tinggi.

Pertamax Green adalah salah satu upaya dari Pertamina untuk memberikan pilihan BBM berkualitas yang lebih tinggi kepada konsumen Indonesia. Pilihan antara Pertamax Green 92 dan Pertamax Green 95 bergantung pada jenis kendaraan dan kebutuhan mesin kendaraan Anda. Jika mesin kendaraan Anda dirancang untuk menggunakan BBM dengan oktan yang lebih tinggi, maka Pertamax Green 95 mungkin menjadi pilihan yang lebih sesuai.

Apa itu Pertalite?

Pertalite adalah salah satu jenis BBM yang diproduksi oleh Pertamina. BBM ini dikenal dengan indeks oktan 90, yang lebih tinggi dibandingkan dengan Premium yang memiliki indeks oktan 88. Karena oktan yang lebih tinggi, Pertalite diyakini memiliki efisiensi yang lebih baik dan memberikan performa mesin yang lebih baik dibandingkan dengan Premium.

Alasan Penghapusan Pertalite

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha menyampaikan terdapat dua isu yang mengemuka terkait rencana Pertamina yang bakal mengganti RON 90 menjadi Pertamax Green 92 tersebut.

Pertama, yakni menyangkut mengenai isu lingkungan. Menurut dia, penghapusan Pertalite erat kaitannya dengan upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mendorong pergeseran penggunaan BBM Euro 4 yang setara dengan RON 92.

Dampak Ekonomi Masyarakat

Penghapusan Pertalite memiliki dampak langsung pada konsumen dan pemilik kendaraan. Beberapa dampak yang dapat terjadi antara lain:

1. Kenaikan Harga BBM:

Dengan pilihan BBM yang lebih sedikit, harga BBM mungkin mengalami peningkatan. Ini dapat mempengaruhi biaya operasional harian bagi pemilik kendaraan.

2. Perubahan Perilaku Konsumen:

Pengguna Pertalite mungkin beralih ke jenis BBM lainnya, seperti Pertamax. Hal ini dapat mengubah perilaku konsumen dan preferensi mereka terhadap BBM.

3. Pengaruh Terhadap Anggaran Rumah Tangga:

Kenaikan harga BBM dapat berdampak pada anggaran rumah tangga, terutama bagi mereka yang bergantung pada mobil atau sepeda motor dalam kehidupan sehari-hari.

Dampak Lingkungan

Penghapusan Pertalite juga memiliki dampak pada lingkungan. Beberapa dampaknya termasuk:

1. Emisi Gas Rumah Kaca:

Jenis BBM dengan oktan yang lebih tinggi cenderung menghasilkan emisi yang lebih rendah dan lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, perubahan dalam preferensi BBM dapat memengaruhi tingkat emisi gas rumah kaca.

2. Konsumsi Bahan Bakar:

Kendaraan yang menggunakan BBM dengan oktan yang lebih rendah mungkin cenderung lebih boros bahan bakar, yang dapat meningkatkan konsumsi BBM secara keseluruhan.

Pertimbangan yang Perlu Dipertimbangkan

Dalam mengambil keputusan tentang penghapusan Pertalite, ada beberapa pertimbangan yang perlu dipertimbangkan oleh pemerintah, perusahaan, dan masyarakat:

1. Dampak Sosial Ekonomi:

Penting untuk mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat, terutama yang rentan secara ekonomi.

2. Efisiensi Energi dan Lingkungan:

Perbandingan antara berbagai jenis BBM dalam hal efisiensi energi dan dampak lingkungan harus dievaluasi secara cermat.

3. Alternatif yang Tersedia: Perlunya mempertimbangkan alternatif bahan bakar dan bagaimana masyarakat dapat diarahkan ke pilihan yang lebih ramah lingkungan.

4. Transparansi dan Keterlibatan Publik:

Penting untuk melibatkan masyarakat dalam diskusi tentang perubahan dalam penyediaan BBM.

Penghapusan Pertalite adalah kebijakan yang kompleks dengan dampak yang bervariasi pada berbagai sektor masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi yang cermat dan mempertimbangkan solusi yang paling baik untuk masyarakat Indonesia secara keseluruhan.