Hidup ini Nggak Selamanya Dhuha

Sabtu, 11 Februari 2023

Hidup ini Nggak Selamanya Dhuha

Hidup ini nggak selamanya seterang waktu Dhuha, pasti akan datang waku malam penuh kegelapan. 

Semakin gelap malam maka sebenarnya semakin dekat lagi dengan waktu Dhuha.

Pagi ini saya berbincang dengan beberapa orang tentang kegelapan hidup, lalu saya baca tafsir Qs. Adh-Dhuha, masya Allah sungguh mencerahkan.

Saya sempat berpikir, sepertinya ujian terberat hidup ini pada orang-orang di sekitar saya jatuhnya ke saya. 

Hidup dalam kesendirian, mendengarkan hujatan dan cemooh yang menyakitkan, difitnah, digosipin, ditinggalkan orang-orang terdekat, bahkan berbincang dengan keluarga pun hanya berujung dengan tangisan. 

Apalagi jika sedang sakit fisik datang, keuangan sulit. Serasa hidup ini benar-benar akan berakhir. Dulu, saya sempat berpikir, jika ujian terberat itu ada pada saya.

Saya membaca kembali, manusia yang paling berat ujian hidupnya itu Rasulullah. 

Rasulullah ditinggal orang-orang terdekatnya sejak kecil. Diberi tugas besar memimpin manusia sebagai seorang Nabi, mendapatkan penganiaayaan fisik dan ancaman pembunuhan, beliau tak jarang tidak makan karena tidak tersedianya makanan.

Namun, di akhir hidupnya beliau menjadi manusia paling sukses, paling inspiratif bagi dunia setelah kehidupan yang beliau lalui begitu berat.

Memang hidup ini pada dasarnya adalah ujian. Bahkan yang sepertinya hidupnya nyaman-nyaman aja pun sebenarnya sedang diuji.

Hidup adalah pertaruhan apakah kita bisa survive dengan ujian atau tidak. Kita bisa bertahan dengan ujian itupun bukan kehebatan kita, tapi semata-mata pertolongan Allah swt.

Karena Allah sayang dan cinta ke hamba Nya, makanya kita masih bisa hidup, masih bisa istighfar, dan masih bisa memperbaiki diri.

Saya dijapri teman. "Mbak, si A sampe mau bunuh diri karena nggak kuat dengan kondisinya sekarang." 

Saya bisa memahami itu. Dalam kondisi tekanan hidup yang sangat kritis, hal seperti itu memang muncul. Kita ingin pulang saja sama Allah, di dunia ini isinya hanya kesakitan. 

Namun, yang kita cari adalah pertolongan Allah. Kita ditolong Allah dalam kondisi kritis itulah nikmat terbesar dalam hidup. 

Bagaimana caranya agar ditolong Allah? Doa, karena kita ini juga bukan siapa-siapa. Mau sekuat apapun ibadah kita, kalau kita nggak merasa sebagai hamba yang lemah di hadapan Allah, bisa saja Allah nggak ridho. 

Apalagi kalau ada rasa sombong di hati kita. Yang menyebabkan Iblis tidak bisa masuk surga itu ya sifat sombongnya. 

“Mbak, kamu nggak kayak si fulan kan kondisinya? Kamu tetap strong..”

“Ya, sebenarnya sih beda tipis, cuma gue masih cengengesan kan di WA????, kalau si fulan mematikan hp. Gue malah chatan terus.????” 

Kita lemah, saya sangat lemah. Maka Allah aja yang menolong hidup kita ini. 

Saat ada ujian, carilah seribu cara untuk tetap survive. Karena hidup ini memang pertaruhan apakah kita sanggup dengan ujian atau nggak. 

Kita hanya boleh bilang, ‘gue nyerah’ hanya kalau nafas kita udah berhenti. Udah gitu aja. 

 _Merak Sakti, 11 Februari 2023_