Digitalisasi Pengajaran Sejarah Menguatkan Karakter Bangsa

Senin, 24 Oktober 2022

 

Digitalisasi pengajaran sejarah

Marwahrakyat.com- Saat ini adalah era penggunaan teknologi, sehingga dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan internet merupakan kebutuhan dasar manusia termasuk dalam dunia pendidikan, sehingga digitalisasi sumber belajar sejarah pada era ini cukup penting untuk dikuasai. Permasalahan yang menyebabkan proses belajar mengajar tidak optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh guru adalah terbatasnya akses internet selama proses belajar mengajar.

Digitalisasi sumber sejarah di era informasi dan teknologi saat ini memberikan ruang yang besar untuk meningkatkan keterampilan dalam mengumpulkan dan mengelola informasi yang tepat sasaran dalam proses pelaksanaan pembelajaran sejarah. Di dalam pendidikan, penggunaan berbagai teknologi dan informasi bermuara pada pencapaian tujuan pembelajaran yang menempatkan diri seorang peserta didik agar mampu bersaing secara global dan internasional. Hal ini merupakan implementasi dari pemanfaatan teknologi yang terus mengalami perkembangan dan harus dimanfaatkan seefisien mungkin serta diintegrasikan dalam semua kegiatan pembelajaran diikelas saat ini. Guru sebagai seorang pengajar harus memiliki keterampilan dalam mengelola pembelajaran yang tepat untuk mengaktualisasikan pembelajaran di era digital.

Pembelajaran menggunakan internet merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan dengan memanfaatkan internet sebagai sarana pencarian informasi dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam pembelajaran merupakan cerminan dari pendidikan yang telah dilaksanakan sesuai dengan kemajuan zaman. Begitu juga dengan penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar sejarah. Sejarah merupakan mata pelajaran kunci yang memegang peranan penting dalam membentuk jati diri peserta didik.

Dewasa ini muncul permasalahan baru, yaitu bagaimana dengan perkembangan teknologi informasi seorang guru sejarah mampu menggunakan teknologi yang ada secara tepat dan menyampaikan materi sejarah yang bermanfaat. Berbagai ide pemanfaatan teknologi dapat diterapkan dalam pembelajaran sejarah seperti penggunaan berbagai media pembelajaran sejarah digital dan memanfaatkan berbagai sumber belajar sejarah digital. Dalam menyediakan bahan ajar yang valid dan akuntabel, guru harus mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber belajar khususnya dalam proses belajar mengajar sejarah. Siswa harus diberi kesempatan agar mampu secara mandiri mencari dan mengakses sumber belajar yang dibuthkannya.

Sumber belajar sejarah telah lama didigitalkan. Sumber belajar sejarah dapat ditemukan dan diakses secara mendiri oleh siswa di era kemajuan teknologi sekarang ini. Penggunaan internet sebagai sumber belajar sejarah bukanlah hal baru, terutama di bidang pendidikan. Digitalisasi sumber belajar sejarah merupakan trending topik yang terus dibahas karena merupakan bentuk nyata dari perkembangan kemajuan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar sejarah. Digitalisasi berbagai sumber sejarah terus mengalami perkembangan sejalan dengan semakin majunya teknologi informasi. Perkembangan digitalisasi sumber sejarah tidak terlepas dari meningkatnya penggunaan teknologi informasi di era digital.

Pendidikan Karakter

Permasalahan yang muncul saat ini adalah sikap maupun perilaku masyarakat yang tidak mau menerima terhadap berbagai bentuk perbedaan, seperti perbedaan agama, adat istiadat, maupun perbedaan pendapat. Masalah ini harus diselesaikan agar pendidikan, pemerintah, dan masyarakat segera diselesaikan.

Karakter adalah bagian paling dasar dari pendidikan yang harus mendapat perhatian lebih intensif. Karakter merupakan benteng utama yang harus diperkuat terlebih dahulu baru kemudian membangun pendidikan dari sisi intelektual. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk membentuk manusia dari aspek kognitif saja tetapi juga membentuk karakter manusia agar menjadi lebih baik. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab kegagalan cara pendidikan karakter yang telah dilakukan selama ini. Pendidikan hanya berfokus pada meningkatkan kemampuan kognitif dan mengabaikan elemen lain yang lebih penting. Banyak orang beranggapan bahwa keberhasilan belajar hanya diukur dengan menggunakan parameter pengetahuan/hafalan saja, dan cenderung tidak pernah memperhatikan hubungannya dengan bagaimana karakter yang terbuntuk dari proses pendidikan tersebut.

Pendidikan karakter merupakan salah satu pilihan yang harus dilaksanakan semaksimal mungkin dalam sistem pendidikan di Indonesia. Manusia tidak hanya harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang bersifat ilmu dan pengetahuan, tetapi juga membutuhkan pendidikan yang mengembangkan identitas dan kemampuannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan agama, atau pendidikan karakter. Istilah ini semakin populer seiring dengan munculnya berbagai permasalahan sebagai akibat dari kegagalan pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter merupakan upaya mengembangkan potensi peserta didik yang berlandaskan nilai budaya dan karakter bangsa sehingga memiliki nilai dan karakter sesuai dengan yang diharapkan.

Pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, akhlak, dan budi pekerti yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memutuskan baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan ini terintegrasi dengan beberapa mata pelajaran, yaitu Pendidikan Sejarah, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan Pendidikan Agama.

Karakter juga merupakan pencerminan dari unsur-unsur perilaku yang berfokus pada unsur somatopsikis atau kondisi kejiwaan yang terdapat pada manusia. Karakter dapat dilihat dari seperti aspek perilaku, perspektif psikologis, cara, sikap dan kualitas yang dapat membedakan seseorang dari orang lain, atau elemen tertentu yang dapat menyebabkan seseorang menonjol dari orang lain.

Karakter adalah motivasi untuk melakukan apa yang benar, menurut standar perilaku yang ditetapkan oleh anggota masyarakat. Karakter meliputi sikap, nilai moral, maupun perilaku. Seseorang dianggap memiliki karakter yang baik dari sikap dan tindakan yang dilakukan yang mencerminkan karakter tertentu.

Karakter adalah aspek keyakinan, perilaku, perasaan, dan kelakuan yang saling terhubung satu dengan yang lainnya, sehingga jika seorang individu ingin mengubah karakter maupun kebiasaannya maka ia perlu menata kembali unsur-unsur karakter dasarnya. Seseorang dianggap berkarakter baik jika mengetahui tentang hal-hal yang baik (moral knowledge), memiliki minat terhadap hal-hal yang baik (moral feeling), dan melakukan perbuatan baik (moral actions). Pengetahuan, perasaan, dan akhlak akan menjadikan seseorang memiliki kebiasaan berpikir, merasakan, dan bertindak baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, wujud pribadinya, orang lain, lingkungan, dan bangsa. Maka dari itu pendidikan karakter sangat penting dalam kehidupan ini.

Pendidikan karakter bukanlah program baru. Pendidikan merupakan sarana untuk mencapai pengetahuan dan kebijaksanaan untuk menjalani kehidupan dan menciptakan kehidupan yang prima bagi manusia. Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, terminologi pendidikan disebut sebagai proses pengumpulan sikap, pengetahuan, dan kelakukan yang baik. Oleh karena itu, konsep pendidikan karakter adalah: 1) Karakter merupakan sesuatu yang muncul dari kebiasaan, misalnya memilih pilihan yang baik, internalisasi nilai, memberi contoh, menjadikannya kebiasaan, dan; 2) Membentuk karakter seseorang harus melihat lingkungan hidup orang tersebut; 3) Dalam proses belajar mengajar, beberapa masalah harus diperhatikan seperti proses pembelajaran, situasi pembelajaran, materi yang diajarkan, dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan; 4) Pendidikan karakter adalah proses pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan karakter dilaksanakan dalam proses pembelajaran untuk mendidik para siswa dalam mengembangkan mengimpelemntasikan nilai-nilai dasar kewarganegaraan dan karakter, etika pelayanan dan masyarakat sekitar, perbaikan lingkungan.

Pendidikan sejarah menguatkan karakter

Pendidikan merupakan upaya membentuk karakter peserta didik agar dapat mengetahui dan membedakan yang baik dan yang buruk dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan karakter saat ini diperlukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang timbul dalam generasi muda yang semakin sulit dikendalikan.

Pembelajaran sejarah dalam mewujudkan pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat besar karena pembelajaran sejarah mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan karakter seperti: (1) membahas nilai-nilai kepahlawanan, kepeloporan, keteladanan, nasionalisme, patriotisme, dan semangat tidak pernah menyerah yang merupakan proses dasar dalam pembentukan karakter dan karakter generasi muda. (2) mempelajari perkembangan peradaban bangsa, khususnya peradaban dan kebudayaan bangsa Indonesia; (3) menumbuh kembangkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta memperkuat sikap solidaritas untuk menjadi bangsa yang bersatu dalam menghadapi segala ancaman disintegrasi bangsa; (4) mengajarkan sistem moral dan kearifan yang dipergunakan untuk mengatasi krisis multidimensi yang terbentuk dalam kehidupan sehari-hari; (5) memperkuat sikap tanggung jawab serta mampu menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

Berdasarkan kepada ruang lingkup sejarah, terlihat bahwa tujuan akhir dari pembelajaran sejarah dapat dipergunakan untuk merealisasikan pendidikan karakter. Selain menciptakan manusia-manusia yang unggul dalam bidang akademik, pendidikan juga dituntut untuk mampu membentuk akhlak dan kepribadian yang sesuai dengan cita-cita bangsa, sehingga diharapkan setelah seseorang mendapatkan pendidikan, ia harus memiliki kemampuan akademik yang tinggi dan dapat hidup dengan baik sebagai anggota masyarakat, serta mampu membedakan apa yang baik dan apa yang buruk.

Pendidikan merupakan suatu proses penanaman dan pengembangan dalam diri peserta didik pengetahuan tentang kehidupan, sikap-sikap dalam hidup agar kelak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, baik dan buruk, sehingga seorang peserta didik dapat hidup di tengah-tengah masyarakat, dan menjadikan dirinya bermakna dan berfungsi secara optimal. Jadi pendidikan merupakan upaya membentuk karakter peserta didik agar dapat mengetahui dan membedakan yang baik dan yang buruk dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga pendidikan pada hakekatnya merupakan pembentuk tata aturan yang baik di tengah-tengah kehidupan manusia. Pendidikan bermuara pada pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri, agar tercapai keinginan bersama untuk menjadikan pendidikan lebih baik.

Dalam Undang Undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003, dikatakan: "pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis,serta bertanggung jawab." Dengan dasar tujuan nasional yang telah disuratkan dalam Undang Undang SISDIKNAS No.20 tahun 2003 itu, setiap unit atau organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan dalam menjabarkan kegiatannya mengacu pada tujuan pendidikan nasional.

Mempelajari sejarah dapat juga diartikan sebasgai mempelajari proses kehidupan manusia dalam dimensi waktu, menghargai peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dan mengambil pelajaran dari peristiwa tersebut untuk kehidupan pada saat ini dan masa yang akan datang. Pembelajaran sejarah harus bisa menjawab tujuan pembelajaran sejarah itu sendiri, agar dalam pembelajaran sejarah menjadi lebih bermakna dan tepat pada sasarannya. Pembelajaran sejarah nasional harus menitikberatkan pada diri peserta didik agar tertanam nilai nilai karakter yang kuat, sehingga mampu mewujudkan cita-cita nasional serta memiliki kesadaran dan pengetahuan dan kepedulian terhadap sejarah, memiliki semangat untuk melestarikan kebudayaan serta menanamkan semangat untuk mempelajari sejarah, dan semangat kebangsaan terhadap tanah air, bangsa dan negaranya. Pedoman tujuan pembelajaran sejarah inilah yang harus terus menerus diperkuat oleh pendidik-pendidik sejarah kepada peserta didik, agar peserta didik memiliki kesadaran bahwa sejarah itu penting dan bermanfaat untuk dipelajari, sekaligus sebagai pendukung terwujudnya pendidikan karakter.