NIK Dipakai Orang Lain untuk Vaksin, Netty Aher Pertanyakan Jaminan Keamanan Data Rakyat

Ahad, 15 Agustus 2021

Marwahrakyat.com, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah agar mengusut tuntas kasus masyarakat yang gagal vaksin akibat NIK-nya dipakai orang lain. 

"Pemerintah harus menelusuri problem apa yang terjadi dalam kasus NIK ini. Dengan sistem E-KTP,  proses penginputan data seharusnya bisa lebih mudah, tapi kenapa justru terjadi kesalahan seperti ini," kata Netty, Minggu (15/08/2021). 

Adanya warga yang NIK-nya sudah terdaftar atas nama orang lain disaksikan Netty saat menggelar vaksinasi gratis di Bandung dan Karawang pada akhir Juli dan pertengahan Agustus ini. Menurut keterangan Netty, panitia vaksinasi di Bandung menemukan peserta bernama Ragil Paska Aprilianto yang NIK-nya tidak bisa diinput petugas lantaran sudah terdaftar, padahal dia belum pernah vaksin. 

"Kondisi NIK ganda, tertukar atau salah input, tentu akan merugikan rakyat yang jadi  terkendala dalam memperoleh layanan. Ini  tidak boleh diabaikan karena  jumlah kasusnya  dianggap sedikit. Ini menyangkut  jaminan keamanan data rakyat," katanya 

Menurut Netty adanya kasus NIK dipakai orang lain untuk vaksin semakin menambah deretan masalah dalam realisasi percepatan vaksinasi. 

"Masalah stok dan pemerataan distrinusi vaksin saja  masih belum selesai, masih banyak daerah  yang kekurangan.  Sekarang ditambah lagi dengan data NIK yang  bermasalah. Hal ini akan mempengaruhi lambatnya realisasi vaksinasi dan upaya  mencapai herd immunity," katanya. 

Oleh karena itu, Ketua DPP PKS ini meminta pemerintah  agar segera melakukan integrasi data  agar rakyat tidak dirugikan. "Jangan sampai rakyat dirugikan karena sistem data pemerintah yang sembrono dan tidak aman. Bukankah kartu vaksin sekarang  menjadi syarat dalam beberapa kegiatan rakyat, mulai dari melakukan perjalanan, transportasi publik hingga masuk mall," tandasnya.

Netty meminta Pemerintah agar segera melakukan integrasi data kependudukan Dukcapil dengan sistem pendataan vaksinasi PeduliLindungi untuk mencegah hal serupa terulang. "Pastikan data NIK rakyat aman. Pastikan tidak ada unsur kesengajaan. Pastikan juga data vaksin berasal dari satu sumber agar tidak terjadi double input," katanya.a