Simak Sambutan Penuh Hikmah Ahmad Syaikhu dalam Diklat Kepemimpinan Tingkat Nasional

Rabu, 17 Maret 2021

Presiden PKS AHMAD SYAIKHU

JAKARTA, MARWAHRAKYAT.COM -- Dalam RAKERNAS PKS tingkat Nasional, Presiden PKS Ahmad syaikhu menyampaikan sambutan yang sangat jelas dan terarah terkait pilar dan kepemimpinan PKS. Berikut pernyataan yang disampaikan sebagaimana dilansir pks.id pada 13/3/21.

Partai politik memiliki kewenangan besar dalam melahirkan kepemimpinan, baik di tingkat nasional (presiden/wakil presiden), tingkat wilayah (Gubernur/Wakil gubernur) maupun tingkat Daerah (Bupati/Wali Kota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota). Demikian pula kepemimpinan di legislatif; DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
 
PKS harus mempersiapkan kader-kadernya untuk menjadi pemimpin bangsa; mulai dari daerah, wilayah hingga nasional. Saatnya PKS menyiapkan kepemimpinan tersebut dengan sebaik-baiknya. Dimulai dari yang paling kecil Kepala Desa. PKP pada hari ini menjadi bagian penting dalam mempersiapkan kepemimpinan.
 
Ada tiga pilar kepemimpinan bangsa yang akan dipersiapkan oleh PKS, yaitu kredibilitas, kapasitas dan akseptabilitas.
 
Pilar Kredibilitas.

Pertama, kredibilitas. Yaitu pemimpin yang dapat dipercaya dan diandalkan. Ada 4 (empat) kredibilitas yang harus kita bangun :
 
Pertama, kredibilitas konstitusional.
Kader-kader PKS harus mentaati dan menjalankan konstitusi dan perundang-undangan yang berlaku di negeri ini.

 
Kedua, kredibilitas moral.
Kader-kader PKS harus memiliki moralitas yang kokoh, yang bersumber kepada nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil alamain dan juga etika publik.

 
Ketiga, kredibilitas sosial.
Kader-kader PKS harus membangun komunikasi dengan rakyat. Hadir di tengah-tengah rakyat, memberi solusi dan inspirasi. Kehadirannya merekatkan yang terpecah, menguatkan yang lemah.

 
Keempat, kredibilitas organisasional.
Setiap kader PKS adalah kader dakwah, maka jati diri kader PKS adalah pejuang partai. Maka hati, pikiran dan sikapnya terikat dengan aturan, visi, platform dan perjuangan Partai. Tidak bekerja untuk kepentingan dan ambisi pribadi tetapi bekerja karena visi partai.

 
Pilar kedua, Kapasitas

 
Kedua, Pilar Kapasitas. Kapasitas adalah kemampuan untuk merealisasikan visi, misi, program dan kebijakan. Ada 3 (tiga) kapasitas yang harus dimiliki kader PKS.
 
Pertama, kapasitas untuk memenangkan kontestasi politik atau pemilu (capacity to win election). Kapasitas untuk memenangkan kontestasi politik, maka kita membutuhkan tiga kompetensi inti;
 
Pertama, Persuasi. Kita harus mampu memengaruhi hati dan pikiran publik. Disinilah pentingnya kompetensi membangun narasi dan strategi komunikasi yang mumpuni.
 
Kedua, Mobilisasi. Kemampuan melakukan mobilisasi berbagai sumber daya; sumber daya manusia, sumber daya gagasan, sumber daya finansial, sumber daya jaringan, sumber daya teknologi, dan lain sebagainya.
 
Ketiga, Mitigasi. Kompetensi untuk memitigasi ancaman yang akan memporak porandakan pertahanan partai. Perlu membangun early warning system dalam kepemimpinan Partai. Sehingga setiap ancaman yang masuk bisa dideteksi dan dimitigasi.
 
Kapasitas kedua, kapasitas untuk mengelola pemerintahan (capacity to govern). Ada tiga kompetensi harus dimiliki saat sudah berkuasa.
 
Pertama, kemampuan membangun rasa persatuan dan kesatuan atau Solidarity-maker leadership. Pemimpin itu membangun rasa kebersamaan, rasa sepenanggungan, rasa memiliki, rasa berjuang bersama, rasa keadilan untuk semua. Sehingga rakyat yang dipimpinnya bisa merasakan bahwa mereka didengar, dibela dan diperjuangkan. Ketika rakyat susah, pemimpin juga merasakan kesusahan. Ketika rakyat sakit, pemimpin juga merasakan sakit. Ada perasaan yang sama. Untuk bangkit bersama. Untuk bangun bersama. Tidak ada jarak yang lebar. Tidak ada ketimpangan yang menganga.

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah : 128)


Kedua, Technocratic-Administratur. Pemimpin harus membuat program dan kebijakan yang rasional dan objektif. Narasinya bukan hanya janji dan harapan kosong. Narasi dan mimpinya mewujud dalam kebijakan dan program-program yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
 
Ketiga, pemimpin mampu membangun dan menciptakan norma-norma atau Norm-Entrepreneur. Kata-kata, sikap dan kebijakan pemimpin memiliki pengaruh dalam membentuk norma. Sehingga seorang pemimpin bisa menjadi role model bagi organisasi yang dipimpinnya.
 
Ketiga, kapasitas untuk melahirkan kepemimpinan berikutnya (capacity to regenerate). PKS harus melahirkan calon-calon pemimpin negarawan bukan sekedar politisi. Negarawan berpikir untuk generasi mendatang, politisi hanya berpikir untuk pemilu mendatang. Oleh karena itu, diperlukan beberapa kompetensi:
 

Pertama, kompetensi untuk mendelegasikan kewenangan. Alhamdulilah PKS melakukan tradisi yang baik dengan melakukan tour of duty.
 

Kedua, kompetensi melakukan kaderisasi. Kita harus merekrut orang-orang baru, membentuknya, mempromosikan dan memberikan penugasan. Kaderisasi adalah jantungnya kepemimpinan. Kalau kaderisasi berhenti maka akan mati organisasi tersebut. Kita harus perkuat kaderisasi di semua level kepemimpinan dan di berbagai sektor.
 

Ketiga, kompetensi untuk terus melakukan penyegaran atau Rejuvenasi. Setiap zaman memiliki tantangannya tersendiri. Maka perlu ada penyegaran-penyegaran. Alhamdulilah kita terus melakukan penyegaran dengan merubah logo, mars, hymne, dan tentunya juga kepengurusan.
 

Pilar Ketiga, Akseptabilitas atau penerimaan.

 
Pertama, penerimaan publik (public acceptance). Sebagai calon pemimpin, kita harus mampu melahirkan kepemimpinan yang diterima oleh publik, bukan hanya diterima oleh PKS sendiri. Dua indikator untuk melihat penerimaan publik.
 
Pertama, public awareness atau kesadaran publik atas diri kita. Biasanya bisa tercermin dalam survei popularitas.
Kedua, public choice atau pilihan publik atas diri kita. Hal ini tercermin dari tingkat elektabilitas.
 
Kedua, penerimaan elit atau pemimpin (elite acceptance). Mereka orang-orang yang memiliki pengaruh dalam proses pembuatan keputusan strategis. Pada titik tertentu, penerimaan elit ini lebih besar pengaruhnya daripada penerimaan publik. Dalam konteks inilah, kader-kader PKS harus membangun komunikasi secara personal dan relasional dengan para elit strategis.
 
Kita harus optimis semua potensi itu, ada pada diri kita “kullukum ro’in wa kullukum masuulun an ro’iyyatih”. Semoga Allah memudahkan langkah kita dalam mempersiapkan kepemimpinan ini. Amin ya Rabbal alamin.

Sungguh indah pemandangan pantai

            Terletak di Kepulauan Raja Ampat

            Melalui Pelatihan Kepemimpinan Partai

            Songsong kemenangan di 2024


Fasiiruu bi barokatillah fainnakum faidzun. Berjalanlah dalam keberkahan Allah, sesungguhnya kalian adalah para pemenang.